Proposal Skripsi

A.      Latar Belakang

Jika  kita  mendengar  nama  “aktivis  mahasiswa”  maka  akan terbayang  dalam  pikiran  kita  sekelompok  pemuda-pemudi  dengan  jas almamater  dan  setumpuk  pekerjaan  organisasi  yang  harus  mereka  selesaikan disamping  tugas-tugas  kuliah  mereka  yang  juga  menumpuk.  Aktivitas keorganisasian mereka yang padat tentunya banyak menyita waktu dan tenaga, namun  nilai  positif  pengalaman  berorganisasi  yang  mereka  dapatkan  juga sebanding  dengan  pengorbanan  mereka.  Para  aktivis mahasiswa dikenal juga sebagai sosok mahasiswa yang memiliki keberanian dan kepercayaan diri yang tinggi, dimana mereka ditempa untuk  senantiasa yakin bahwa mereka mampu melakukan suatu perubahan besar (agent of change).

Keyakinan  diri  para  aktivis  ini  juga  dibuktikan  dengan  banyak sekali  nama-nama  mantan  aktivis  mahasiswa  yang  kemudian  sukses  dan menjadi tokoh nasional, seperti Boediman Soejatmiko, Akbar Tanjung, Yusuf Kalla, Andi Malarangeng, Muhaimin Iskandar, Fahri Hamzah, dan masih banyak lagi. Mereka  semua adalah  mantan  aktivis  sekaligus  mantan  pimpinan organisasi- organisasi  kemahasiswaan  baik  ekstra  maupun  intra kampus,  yang  semasa kuliah  mereka  menghabiskan  waktunya  dalam  berbagai  kegiatan  organisasi mahasiswa  disamping 
aktivitas  akademis  mereka  yang  juga    tidak  kalah banyaknya.  Kemudian  jika  kita  kilas  balik  pergerakan  bangsa  Indonesia tentunya  kita  pasti  ingat  bahwa  awal  mula  kebangkitan  nasional  itu  diawali dengan  berkumpulnya  sekelompok  mahasiswa  yang  dengan  percaya  diri membentuk  sebuah  organisasi  terstruktur   yang  bernama  Budi  Utomo,  yang membuat mereka lebih berani dan percaya diri bergerak dan berkarya.
Dari  fenomena-fenomena  diatas  dapat  dilihat  bagaimana  sebuah pengalaman berpartisipasi aktif dalam organisasi kemahasiswaan  memberikan pengaruh besar bagi peningkatan self efficacy (kepercayaan diri seseorang untuk mampu  melakukan  sesuatu).  Sebagaimana  diungkapkan  Bandura  tahun1997, dalam  Alwisol  (2004),  efikasi  diri  dapat  diubah  sehingga  bisa  ditingkatkan melalui  salah  satu  kombinasi  empat  sumber,  yakni  pengalaman  menguasai sesuatu prestasi (performance accomplishment) , pengalaman vikarius (vicarius experience), persuasi  social (social  persuation) ,  dan  pembangkitan  emosi (emotional/phyisiological state).

Hubungan  antara  tingkat  partisipasi  aktif  dalam  organisasi kemahasiswaan  dan  peningkatan  kepercayaan  diri  juga  dikuatkan    oleh penelitian  Rahman  (1996),  yang  menyatakan  bahwa  prestasi  belajar  dan kepercayaan diri mahasiswa yang aktif dalam organisasi ekstra kampus sangat baik.  Kemudian  dalam  penelitian  yang  dilakukan  oleh  Asmiana  (2003), diperoleh hasil bahwa mahasiswa  yang aktif dalam  organisasi memiliki motif berprestasi lebih baik dibanding yang tidak aktif dalam organisasi intra maupun ekstra kampus dan pengalaman  organisasi  terutama  pengalaman  keberhasilan  menyelesaikan suatu  permasalahan  yang  sulit,  dapat  meningkatkan  kepercayaan  diri,  motif  berprestasi,  dan  keluwesan  para  anggotanya  dalam  menghadapi  berbagai masalah.

Berpikir edialis dan selalu berusaha untuk membangun diri serta organisasi merupakan sebuah bentuk pembelajaran yang akan sangat bermanfaat oleh pelaku akat aktivis mahasisiwa itu. Tingkat keberhasilan yang diperoleh mahasiswa selama mengikuti proses belajar mengajar atau kuliah sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dan dilakukan selama periode tertentu yang dapat diukur dengan menggunakan tes. Prestasi Belajar Mahasiswa ditunjukkan dalam Indeks Prestasi Kumulatif (IPK). Berdasarkan pra survey yang dilakukan terhadap beberapa mahasiswa yang aktif di organisasi Ekstra maupun Intra kampus, mereka sangat berbeda dengan mahasiswa yang tidak mengikuti organisasi ekstar maupun intra, mahasisiwa yang aktif lebih mendominasi di bidang pergaulan, tata cara bahasa dan tinglah laku yang memang mereka mendapkanya di pengkaderan organisasi mereka.

Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah al-quraniyah Manna Bengkulu Selatan memiliki  banyak  sekali organisasi kemahasiwaan baik itu ekstra maupun intra kampus dengan berbagai macam  jenisnya Akan  tetapi, sampai  saat  ini  masih  jarang  sekali  ada  penelitian  yang  membahas  tentang hubungan  organisasi  kemahasiswaan  dengan  peningkatan self  efficacy mahasiswa, terutama di lingkungan STIT-Q Manna Bengkulu Selatan.

Dengan adanya Kenyataan ini penulis tertarik untuk mengadakan penelitian khusus akan hal ini. Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan  peneliti  fokuskan  pada Masalah ini yang nantinya akan dituangkan kedalam sebuah Skripsi yang berjudul “HUBUNGAN  ANTARA  TINGKAT PARTISIPASI DALAM AKTIVITAS ORGANISASI  KEMAHASISWAAN  DENGAN SELF  EFFICACY MAHASISWA SEMESTER IV-VI DI SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH AL-QURANIYAH MANNA BENGKULU SELATAN”

B.       Rumusan Massalah

Pengalaman  merupakan  sarana  terbaik  dalam  proses pengembangan  mental  dan  kepercayaan  diri  seorang  individu,  sehingga banyak  pengalaman  akan  berdampak  positif  bagi  peningkat self efficacy sesorang. Kemudian,  organisasi  kemahasiswaan  memberikan  sarana bagi mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman dan pembelajaran mengenai banyak  tugas-tugas  baru.  Oleh  karena  itu,  seharusnya  pengalaman  seorang mahasiswa  dalam  aktivitasnya  di  organisasi  kemahasiswaan  memberikan kontribusi  positif  bagi  pengembangan self  efficacy mahasiswa  yang bersangkutan.

Dari gambaran latar belakang di atas, penelitian ini perlu menjawab beberapa pertanyaan sebagai pertanyaan penelitian. Adapun pertanyaan penelitian yang yang dimaksud dapat di rincikan pada rumusan masalah berikut:

1.      Bagaimana  tingkat  partisipasi  mahasiswa  dalam  organisasi kemahasiswaan di UPI?
2.      Bagaimana self efficacy pada mahasiswa di UPI?
3.      Apakah  terdapat  hubungan  yang  signifikan  antara  tingkat  partisipasi mahasiswa  dalam  aktivitas  organisasi  kemahasiswaan  dengan self efficacy mahasiswa di STIT al-Quraniyah Manna Bengkulu Selatan ?

C.      Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk memenuhi Beberapa tujuan, tujuan yang ingin di capai dari penelitian yang akan dicantumkan dalam sebuah skrifsi ini adalah:
  1. Mengetahui  bagaimana  tingkat  partisipasi  mahasiswa  dalam  aktivitas. organisasi kemahasiswaan di STIT al-Quraniyah Manna Bengkulu Selatan?
  2. Mengetahui bagaimana tingkat self efficacy pada mahasiswa di STIT al-Quraniyah Manna Bengkulu Selatan?
  3. Mengetahui  bagaimana  hubungan  antara  partisipasi  mahasiswa  dalam aktivitas  organisasi kemahasiswaan dengan self efficacy pada  mahasiswa di STIT al-Quraniyah Manna Bengkulu Selatan?

D.      Hepotesis Penelitian
Salah satu dari ciri penelitian berjenis penelitian kuantitatif adalah kebenaran hepotesis, yang merupakan dugaan hasil sementara sebelum penelitian dilakukan. Dugaan hasil berupa positif maupun negatif. Karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta yang diperoleh melalui pengamatan data. Pada sebelumnya hepotesis hanya dugaan atau perkirraan yang belum di uji kebenaranya, hanya untuk membantu pendekatan permasalahan.

E.       Kegunaan Penelitian
Untuk membuat sutu penelitian yang fokus pada pokok permasalahan maka disini perlu dirumuskan apa yang kegunaan atau manfaat penelitian ini, adapun kegunaan dari penelitian ini adalah :
1.      Mamfaat Teoritis : Memberi masukan dan memperkaya konsep keilmuan psikologi terutama mengenai teori self efficacy.
2.      Mamfaat Praktis   :
a.       Menjadi dasar bagi pihak kampus STIT-Q untuk semakin memfasilitasi organisasi kemahasiswaan di STIT-Q.
b.      Meningkatkan  antusiasme  mahasiswa untuk  aktif  dalam  berbagai kegiatan organisasi kemahasiswaan di STIT-Q.

F.       Kajian pustaka
1.      Pengertian Organisasi Kemahasiswaan.
Sekelompok mahasiswa yang terdiri dari 2 orang atau lebih yang membentuk sebuah persatuan dengan manajemen yang mereka tentukan sendiri.
2.      Pengertian self efficacy.
self efficacy  Bahasa Ingris yang apabilah di artikan dalam bahasa Indonesia berarti Kemanjuran diri. Akan tetapi kemanjuran disini di dipinisikan sebagai bentuk kepercayaan diri seseorang. Dalam penelitian ini kepercayaan diri yang dimaksud adalah kepercayaan diri dalam ruang lingkup bergaul, memecahkan dan menghadapi sebuah masalah.

G.      Metode Penelitian
1.      Rancangan Penelitian
Penelitian yang dilakukan dalam penyusunan skripsi ini adalah mengunakan metode pengumpulan data langsung dari lapangan dan studi kepustakaan. Dalam hal ini leteratur yang dijadikan sebagai sumber primer penelitian meliputi, populasi dan buku-buku kajian pendidikan baik yang mengacu pada leteratur pendidikan islam maupun pendidikan umum dan buku kajian-kajian umum lainya.
2.      Populasi dan sampel
a.      Populasi
Populasi adalah suatu kumpulan menyeluruh dari suatu objek yang merupakan perhatian peneliti. Objek dapat berupa mahluk hidup, benda-benda sytem, prosedur dan lain-lain. Secara sederhana, populasi dapat diartikan sebagai berikut:
a.       Keseluruhan subjek penelitian.
b.      Populasi adalah kumpulan dari individu dengan kualitas dan ciri-ciri yang ditetapkan.
c.       Sejumlah subjek yang lengkap dan jelas
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, gejala, nilai tes, atau pristiwa sebagai sumber daya yang mewakili karakteristik tertentu dalam suatu penelitian (Subana, 2000:24)
Jadi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasisiwa semester IV-VI Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah al-Quraniyah Manna Bengkulu Selatan yang Aktif sebagai Aktivis kampus atau yang tergabung didalam organisasi intra maupun ekstra kampus.
b.      Sampel.
Sampel adalah bagian kecil dari populasi. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah dengan cara Fild Research yaitu pengumpulan data dari lapangan yang diperoleh melalui observasi lapangan, wawancara langsung, dukumentasi dan pengisian angket. Untuk menentukan sampel ada beberapa teknik diantaranya adalah Statified random sampling, yaitu dengan mengambil sampel secara acak dengan persentase antara  7% sampai 10%. Dari populasi penelitian.
Untuk sampel penelitian ini peneliti akan mengambil seluruh populasi dengan kemungkinan yang tidak dapat hadir pada sa’at dilakukan berkisar 25%. Dengan demikian sampel pada penelitian ini adalah seluruh mahasisiwa STIT-Q yang tergabung dalam Organisasi intra dan ekstra kampus .
3.      Intrumen Penelitian.
a.       Alat pengumpulan data
Dalam penelitian ini penulis memiliki beberapa alat atau media untuk mengumpulkan data diantaranya:
1.      Observasi lapangan.
2.      Dukumentasi
3.      Angket
b.      Skoring,Koding (Untuk Butir Pengumpulan data)
Penentu sekor didalam alat pengumpulan data seperti observasi,angket dan dukumentasi dilakukan langsung di lapangan yaitu mahasiswa STIT-Q Semester IV-VI.
c.       Jenis data
Jenis data dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Dalam penelitian ini penulis mengambil data dari cara memperolehnya yaitu data primer dan data skunder.

1.      Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber asinya (tidak melalui media perantara). Data ini dapat berupa opini subjek secara individual atau kelompok, hasil observasi terhadap suatu benda (fisik), kejadian atau kegiatan, dan hasil pengujian. Metode yang digunakan untuk mendapkan data primer yaitu : (1) metode Surve dan (2) metode observasi.

2.      Data sekunder

Data sekunder adalah data yang didapat peneliti secara tidak langsung dari objek melaikan melalui media perantara (diperoleh dari pihak lain perantara). Data sekunder pada umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dukumenter) yang di Publikasikan atau yang tidak dipublikasikan. Sebelum proses pencarian data sekunder dilakukan, kita perlu melakukan indentifikasi kebutuhan terlebih dahulu, indentifikasi dapat dilakukan dengan cara membuat pertayaan-pertanyaan sebagai berikut:
1.      Apakah data sekunder di perlukan dalam penelitian ini atau tidak?
2.      Data sekunder apa yang kita perlukan?
Identifikasi data sekunder yang kita perlukan akan membantu mempercepat dalam pencarian dan penghematan waktu serta biaya.
d.      Validitas dan Realibilitas (alat pengumpulan data)
Validitas akan menunjukan kebenaran pengumpulan data atau data yang dikumpulkan benar-benar ingin diperoleh peneliti. Validitas pengumpulan data study kepustakaan meliputi dua hal yaitu kepercayaan dan kepahaman.

4.      Teknik Pengumpulan data
Untuk mengumpulkan data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a.       Observasi
Observasi adalah teknik yang dilakukan dengan pengamatan data terjun langsung ke lapangan tempat penelitian.
b.      Dukumentasi.
c.       Angket
Angket atau  kuesioner adalah intrumen pengumpulan data yang digunakan dalam teknik komunikasi tidak langsung dengan sumber data. Artiya responden secara tidak langsung menjawab daptar pertanyaan tertulis melalui media tertentu (Subana, 2000:30)

5.      Teknik analisa data
Analisa data merupakan suatu bentuk proses penyusunan data agar dapat ditafsirkan, menyusun data berarti menggolongkankedalam pola, tema atau katagori, semua data diklasipikasikan menurut topic-topik yang dibahas.
H.      Rencana daftar isi
Halaman Judul
Nota pembimbing
Halaman pengesahan
Motto
Halaman persembahan
Kata pengantar
Abstraks
Daftar isi
Data lampiran
Bab I Pendahuluan
A.    Latar belakang
B.     Rumusan masalah
C.     Batasan masalah
D.    Tujuan penelitian
E.     Hepotesis penelitian
F.      Kegunaan penelitian
Bab II Kajian Pustaka
A.    Pengertian Aktifasi dalam Organisasi Kemahasiswaan
B.     Faktor-faktor
C.     Faktor Eksternal dan Internal
D.    Kepercayaan diri Mahasisiwa
E.     Upaya dan tujuan untuk meningkatkan Self Efficacy Mahasisiwa.
Bab III Metode Penelitian
A.    Rancangan Penelitian
B.     Populasi dan sampel
C.     Intrumen Penelitian
a.       Alat pengumpulan data
b.      Scoring/koding
c.       Jenis-jenis data
d.      Validitas dan reabilitas
D.    Teknik pengumpulan data
E.     Taknik analisa data
Bab IV Penelitian dan Persembahan
A.    Diskripsi Wilayah penelitian
B.     Hasil Penelitian
C.     Pembahasan
Bab V Kesimpulan dan saran
A.    Kesimpulan
B.     Saran
Daftar pustaka
Lampiran
Riwayat Hidup Penulis

I.         Intrumen yang akan digunakan

Dalam penelitian ini yang menjadi intrumen penelitian bukanlah alat ukur yang disusun atas dasar difinisi. Melainkan manusia penelitinya itu sendiri. Kapasitas jiwa raga dalam mengamati, bertanya, serta melacak dan mengabstaksikan masalah yang diajukan dalam penelitian ini, maka peneliti merupakan intrumen satu-satunya dalam penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Singarimbun, Masri. Metode Penelitian Survei, Jakarta : LP3ES, 1991.
Mulyana, Dedy. Metodolog Penelitian Kualitatif, Jakarta: Remaja Rosda karya, 2002.
Ritzer, George. Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda, Jakarta:Rajawali         Pers, 2009.

Partanto, A pius, dan Al-Barry M dahlan. Kamus Ilmiah Populer, Surabaya: Arkola, 2001.


Sumber : Agus L

Makalah Cabang-cabang Filsafat

BAB II
PEMBAHASAN
A. Metafisika
Filsafat memiliki cabang-cabang yang berkembang sesuai dengan persoalan filsafat yang mana filsafat timbul karena adanya persoalan-peersoalan yang di hadapi oleh manusia. Setelah adanya persoalan-persoalan tersebut maka muncullah cabang-cabang filsafat. Dimana cabang-cabang filsafat yang tradisional itu terdiri atas empat yaitu logika,metafisika,epistemologi,dan etika. Namun demikian berangsur-angsur berkembang sejalan dengan persoalan yang di hadapi oleh manusia. Untuk mempermudah pemahaman kita perlu diutarakan kepada cabang-cabang filsafat yang pokok,yaitu:
Metafisika digunakan untuk menunjukkan karya-karya tertentu Aristoteles. Dimana didalam metafisika terdapat persoalan -persoalan yang dapat di rinci menjadi 3 macam yaitu:
1. Ontologi
2. Kosmologi
3. Antropologi
Aliran -aliran dalam metafisika cabang-cabang filsafat menimbulkan aliran-aliran filsafat sebagai berikut :
1. Segi kuantitas; dipandang dari segi kuantitas maka muncullah aliran -aliran filsafat antara lain:
a. Mononisme; aliran filsafat yang menyatakan bahwa hanya ada satu kenyataan yang terdalam (yang funda mental)
b. Dualisme; yaitu aliran yang menyatakan adanya dua substansi pokok yang masing-masing berdiri sendiri.
c. Pluralisme; yaitu aliran filsafat yang tidak mengakui adanya satu substansi atau hanya dua substansi melaikan mengakui adanya banyak substansi .
2. Dari segi kualitas; di mana di lihat dari segi kualitasnya yaitu dipandang dari segi sifat nya maka terdapat beberapa aliran filsafat yaitu:
a. Spritualisme; aliran filsafat yang menyatakan bahwa kenyataan yang terdalam alam semesta yaitu roh.
b. Materialisme yaitu aliran filsafat yang menyatakan bahwa tidak ada hal yang nyata kecuali materi.
3. Dilihat dari segi proses terdapat beberapa aliran yaitu;
a. Mekanisme dimana mekanisme ini berasal dari bahasa yunani mechan(mesin).menurut aliran ini semua gejala atau pristiwa seluruhnya dapat diterangkan berdasarkan pada asas-asas mekanis(mesin).
b. Telelogis aliran ini tidak mengingkari hukum sebab akibat, tetapi bependirian bahwa yang berlaku dalam kejadian alam bukanlah hukum sebab akibat tetapi awal mulah nya memang ada sesuatu kemauan
c. Vitalisme menyatakan bahwa hidup tidak dapat di jelaskan secara fisik kimiawi .
B. Epistemologi
Epistemologi berasal dari bahasa yunani episteme(pengetahuan). Secara umum epistemologi yaitu cabang filsafat yang membahas tentang hakikat pengetahuan manusia, yaitu tentang sumber, watak dan kebenaran pengetahuan.
1. Rasionalisme
Aliran rasionalisme berpendapat bahwa ssemua pengetahuan beersumber pada akal fikiran atau ratio. Tokoh-tokoh nya antara lain sebagai berikut: Rene Descartes (1596-1650), ia membedakan ada nya tiga idea yaitu:innate ideas (ide bawaan), yaitu sejak manusia lahir. Adventitous ideas, yaitu idea-idea yang berasal dari luar manusia, dan idea yang dihasilkan oleh fikiran itu sendiri yaitu di sebut faktitious ideas. Tokoh rasionalisme yang lain adalah spinoza (1632-1677), Leibniz (1646-1716).
2. Empirisme
Empirisme adalah aliran ini beroendirian bahwa semua pengetahuan manusia diperoleh melalui pengalaman indra. Indra memperoleh pengalaman (kesan-kesan) dari alam impiris, selanjutnyas kesan-kesan tesebut terkumpul dalam diri manusia sehingga menjadi pengalaman. Tokoh-tokoh impiris antara lain:Jhon locke (1632-1704), menurutnya pengalaman dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu: - pengalaman luar (sensation), yaitu pengalaman yang diperoleh dari luar. pengalaman dalam (batin) (reflexion). Kedua pengalaman tersebut merupakan idea-idea yang sederhana, yang kamudian dengan prosses asosiasai membentuk idea yang lebih kompleks (Harun Hadiwijono;, lihat Ali Mudhofir:48:
David HUME (1711-1776); yang meneruskan tradisi impirisme. Hume berpendapat bahwa, idea-idea yang sederhana adalah salinan (copy) dan sensasi-sensasi sederhana atau idea-idea yang kompleks di bentuk dan kombinasi idea-idea sederhana atau dari kesan-kesan yang kompleks. Aliran ini kemudian berkembang dan memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap perkembangan ilmu pengetahuan terutama pada abat 19 dan 20.
3.Realisme
Realisme yaitu suatu aliran filsafat yang menyatakan bahwa objek-objek yang kita serap lewat indra adalah nyata dalam diri objek tersebut. Objek-objek tersebut tidsk tergantuk pada subjek yang mengetahui atau tidak tergantung pada fikiran subjek. Fikiran dan dunia luar saling berintriaksi , tetapi intraksi tersebut mempunyai sifat dasar dunia tersebut. Tokoh-tokoh aliran realisme antara lain sebagai berikut: Aristoleles (384-322 SM), menurut aristoteles realitas berada dalam benda konkrit atau dalam proses-proses perkembangannya. Dunia yang nyata adalah dunia yang kita serap. Bentuk (from) atau idea atau prinsip keteraturan dan material tidak dapat dipisakan. Kemudian aliran realisme berkembang terus dan kemudian berkembanglah aliran realisme baru, yang tokoh-tokohnya adalah sebagai berikut: George Edward Moore, Bertrand Russell, sebagai reaksi terhadap aliran ideaisme , subjektivisme dan absolutisme menurut rialialisme baru bahwa eksestensi objek tidak tergantung pada diketahuinya objek tersebut (lihat : Kattsoff 1986 : 110, Ali Mudhofir, 1985 : 49).
2. Kritisme
Kritisme yang enyatakan bahwa akal menerima bahan-bahan pengetahuan dari empiris (yang meliputi indra dan pengalaman). Kemudian akal menempatkan, mengatur dan menertibkan dalam bentuk-bentuk pengamatan yakni dalam ruang dan waktu. Pengamatan merupakan permulaan pengetahuan sedangkan pengolahan akan merupakan pembentuknya. Tokoh-tokohnya adalah Imanuel Kant (1724-1804). aliran kritisme Kant ini nampaknya mensintesakan antara rasionalisme dan empirisme (Ali Mudhofir, 1985 : 52)
5. Positivisme
positivisme dengan tokohnya August Comte yang memiliki pandangan sebagai berikut : sejarah perkemabnagan pemikiran umat manusia dapat dikelompokkan menjadi tiga tahap yaitu :
Tahap pertama : tahap theologis yaitu manusia masih dipercaya dengan pengetahuan atau pengenalan yang mutlak. Manusia pada tahap ini masih dikuasai oleh tahyul-tahyul, sehingga subyek dan objae tidak bisa dibedakan.
Tahap kedua : adalah tahap metafisis yaitu pemikiran manusia berusaha memahami dan memikirkan kenyataan, akan tetapi belum mampu membuktikian dengan fakta.
Tahap ketiga : yaitu tahap positiv yang ditandai dengan pemikiran manusia untuk menemukan hukum-hukum dan saling hubungan lewat fakta. Maka pada tahap inilah pengetahuan manusia dapat berkembang dan dibuktikan lewat fakta. (Harun Hadi Wijono, 1983 : 110 : dibandingkan dengan Ali Mudhofir, 1985 : 52).
6. Skeptisisme
Skeptisisme menyatakan bahwa penyerapan indra adalah bersifat menipu atau menyesatkan. Namun pada zaman modern berkembang menjadi skeptisisme metodis (sistematis) yang mensyaratkan adanya bukti sebelum suatu pengetahuan diakui benar. Tokoh-tokohnya adalah Rene Descartes (1596 – 1650)
7. Pragmatisme
Pragmatis, aliran ini tidak mempersoalkan tentang hakikat pengetahuan namun mempertanyakan tentang pengetahuan dengan manfaat atau guna dari pengetahuan tersebut dengan kata lain perkataan kebenaran pengetahuan hendaklah dikaitkan dengan manfaat dan sebagai sarana bagi suatu perbuatan. Tokoh-tokoh aliran pragmatisme antara lain : C.S Pierce (1839 – 1914), yang menyatakabn bahwa yang terpenting adalah manfaat apa yang dapat dilakukan pengetahuan dalam suatu rencana. Tokoh yang lainnya adalah Willyam Jammes (1824 – 1910), yang menyatakan bahwa urusan kebenran sesuatu ghal adalah ditentukan oleh akibat praktisnya.
C. Metodologi
Cabang filsafat tentang metodologi adalah membahas tentang metode terutama dalam kaitannya dengan metode ilmiah. Hal ini sangat penting dalam ilmu pengetahuan terutama dalam proses perkembangannya. Misalnya metode ilmiah dalam ilmu sejarah, dalam ilmu sosiologi, dalam ilmu ekonomi dan sebagainya. Metodologi membicarakan tentang hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan ilmiah misalnya sifat observasi, hipotesis, hukum teori, susunan eksperimen dan sebagainya (Kattsoff 1986 : 73 ).
D. Logika
Logika adlaha ilmu yang mempelajari pengkajian yang sistematis tentang aturan-aturan untuk menguatkan sebab-sebab mengenai kesimpulan (Titus, 1984 : 18). Logika pada hakekatnya mempelajari teknik-teknik untuk memperoleh kesimpulan dari suatu perangkat bahan-bahan tertentu, atau dari suatu premist. Logika disebut juga sebagai suatu ilmu tentang penarikan kesimpulan yang benar (Kattsoff : 1985 : 72). Logika dibagi menjadi dua macam yaitu logika deduktif dan logika induktif. Logika deduktif berusaha untuk menemukan aturan-aturan yang dapat dipergunakan untukl menarik suatu kesimpulan yang bersifat keharusan dari peremis-premis tertentu. Logika Induktif, mencoba untuk menarik suatu kesimpulan dari sifat-sifat perangakat bahan yang diamati
E. Etika
Etika atau filsafat prilaku sebagai satu cabang filsafat yang membicarakan tindakan manusia dengan penekanan yang baik dan yang buruk. Terdapat dua hal permasalahan yaitu : menyangkut tindakan dan baik buruk apabila permasalahan jatuh pada tindakan, maka etika disebut sebagai “filsafat normatif”. Dalam pemahaman etika sebagai pengetahuan mengenai norma baik buruk dalam tindakan mempunyai persoalan yang luas. Etika yang demikian ini mempersoalkan tindakan manusia yang dianggap baik yang harus dijalankan, di bedakan denga tindakan buruk atau jahat yang dianggap tidak manusiawi. Dengan demikian etika berbeda dengan agama yang didalamnya juga memuat dan memberikan norma baik buruk dalam tindakan manusia. Pasalnya , etika mengandalkan pada rasio semata yang lepas dari sumber wahyu agama yang dijadikan sumber norma ilahi, dan etika lebih cendrung bersifat analisis dari pada praktis.dengan demikian, etika adalah ilmu yang bekerja secara rasional. Sementara dari kalangan non filsafat, etika sering digunakan sebagai pola bertindak praktis ( Etika Propesi). Etika dapat dikelompokkan menjadi tiga macam yaitu: etika deskriftif.etika normatif, dan etika metaetika.
Aliran-aliran dalam bidang etika yaitu:
1. Idealisme
Yaitu suatu sistem moral antara lain mengakui hal-hal sebagai berikut: adanya suatu nilai,asas-asas moral,atau aturan-aturan untuk bertindak,lebih mengutamakan dengan kebebasan moral,lebih mengutamakan hal yang umum dari pada yang khusus.
2. Etika teleologi
yang menyatakan bahwa perbaikan pertindakan sepenuhnya bergantung pada suatu tujuan, atau suatu hasil baik secara langsung maupun tidak langsung.yang termasuk etika teleologi adalah utilitarisme.
3. Hedonisme
Aliran ini menyatakan bahwa kebahagiaan yang didasarkan pada suatu kenikmatan adalah merupakan suatu tujuan dari tindakan manusia oleh karna itu tindakan manusia baik dan buruk, etis atau tidak etis didasarkan pada suatu tujuan kenikmatan manusia
4. Ultitarianisme.
Adalah aliran ini menyatakan bahwa tindakan yang baik adalah tindakan yang menimbulkan jumlah yang sebanyak-banyak nya. Aliran ini dikembangkan oleh Bentham dan Mill bersaudara.
5. Intusionisme
aliran ini berpandangan bahwa jenis-jenis tindakan dapat diketahui baik atau buruk secara langsung tanpa memikirkan nilai yang terdapat dalam akibat-akibat dari tindakan tersebut.
F. Estetika
Estetika adalah cabang filsafat yang membahas tetang keindahan. Estetika membicarakan tentang definisi, susunan dan peranan keindahan. Kata estetika beerasal dari bahasa yunani 'Aesthetikaos' yang artinya bertalian dengan penjeratan (pengindraan). Apakah fungsi keindahan dalam kehidupan kita? Apakah hubungan antara yang indah dengan yang baik dan lain sebagainya?
1. Filsafat Hukum yaitu membahas tentang hakikat hukum
2. Filsafat bahasa yaitu membahas tentang hakikat bahasa
3. Filsafat sosial yaitu membahas tentang hakikat hubungan (intraksi manusia dalam masyarakat)
4. Filsafat ilmu yaitu membahas tentang hakikat ilmu pengetahuan.
5. Filsafat politik yaitu membahasa tentang hakikat masyarakat dan negara dengan segala apseknya.
6. Filsafat kebudayaan yaitu membahas tentang hakikat kebudayaan
7. Filsafat Lingkungan yaitu membahas tentang hakikat hubungan manusia dengan lingkungannya.
BAB 111
PENUTUP
A. Kesimpulan
berdasarkan pembahasn makala tersebut di atas maka kami dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut;
1. Penyebabkan timbulnya cabang-cabang filsafat adalah adanya persoalan-persoalan yang di hadapi manusia.
2. Alira-aliran yang dicapai meta fisika adalah adanya persoalan yang dihadapi manusia .di pandang dari berbagai segi :
a. Kuantitas yakni mononisme : dualism dan pluralisme
b. kualitas adalah : Spiritualisme dan metarialisme
c. Dari segi proses : Mekanisme, teologis dan vitalisme
3. Yang dimaksdu dengan :
a. Epistemologi adalah cabang-cabang filsafat yang membahas tentang hakekat pengetahua manusia metedologi adalah membahas metode terutama dalam kaitanya dengan metode ilmiah .
b. logika adalah ilmu yang mempelajari pengkajian yang sistematis tentang aturan-aturan untuk menguatkan sebab mengenai kesimpulan.
c. etika adalahsatu cabang filsafat yang membicarakan tindakan manusia dengan penekanan yang baik dan yang buruk .
d. estetika adalah cabang filsafat yang membahas tentang keindahan
e. meta fisika adalah di gunakan untuk menunjukan karya-karya tertentu Aristoteles.
B. Saran-Saran
Dari hasil pembahasan makalah tentang cabang-cabang Filsafat ini, penulis menyampaikan agar kiranya kita memahami tentang logika berfikir menurut tokoh dan dekade para filosor pada zamannya. Sehingga dapat mengambil manfaat dari hasil pemikiran tersebut sebagai upaya memperbaiki kehidupan dan bermasyarakat.


DAFTAR PUSTAKA
Taftir, Ahmad. 2004. Filsafat Umum., PT. Remaja Rosdakarya. Bandung
Kaelan, M.S. 1996. Filsafat Pancasila. Paradigma. Yogyakarta

Qualitative Research Proposal (Thesis)



The study intended to reveal symptoms of holistic-contextual data collection from the natural background by using self-study as a key instrument. Qualitative research is descriptive and tend to use inductive analysis approach. Process and meaning (subject perspective) is more highlighted in qualitative research.

The characteristics of qualitative research coloring the nature and form of its report.Therefore, a qualitative research report is prepared in narrative form that is creative and insightful and shows characteristic naturalistic full of authenticity.
Qualitative Research Proposal Format
1. Context Research or Background

This section contains a description of the background research, to what purpose this peelitian done, and what / who is directing the study. (See also make a preliminary thesis)

2. The focus of research or Problem Formulation

The focus of the study contains detailed statements about the scope or the main topics that will be revealed / explored in this study. When used the term formulation of the problem, the focus of research includes the questions will be answered in the research and reasons for filing questions. These questions are asked to find out what the picture will be revealed in the field. The questions posed must be supported by reasons why it is displayed.

These reasons should be stated clearly, in accordance with the holistic nature of qualitative research, inductive, and naturalistic, which means very close to the phenomenon being studied. These questions submitted after a preliminary study in the field.
3. Research Objectives

The purpose of this research is the outcome targets to be achieved in this study, according to the focus that has been formulated.


4. Platform Theory

The foundation of the theory used as a guide for the focus of research in accordance with the reality on the ground. Besides theoretical basis is also beneficial to provide an overview of the background research and a discussion of research results. There are fundamental differences between the role of basic theory in quantitative research with qualitative research. In quantitative research, the study departs from theory to data, and ends on the acceptance or rejection of the theory used, while in qualitative research the researcher is based on the data, utilizing the existing theories as explanatory material, and ends with a "theory".


5. Usability Research

In this section demonstrated usefulness or importance of research, especially for the development of science or the implementation of development in a broad sense. In other words, the description section usefulness in the feasibility study contains reasons for the problem under study. From the description in this section is expected to be concluded that research on selected problems are feasible.


6. Research Methods

This chapter contains a description of the methods and measures concerning operational research approach to the study, the presence of investigators, research sites, data sources, data collection procedures, data analysis, checking the validity of the data, and the stages of research.

a. Approach and Type Research
In part II, researchers need to explain that the approach used is a qualitative approach, and include brief reasons why this approach is used. It also raised theoretical orientation, that is the foundation of thinking to understand the meaning of a symptom, such as phenomenology, symbolic interaction, culture, etnometodologis, or art criticism (hermeneutics). Researchers also need to express what type of research used ethnographic, case studies, grounded theory, interactive, ecological, participatory action research, or research class.

b. Attendance Researchers
In this section it should be mentioned that the researcher acting as an instrument as well as data collectors. Instruments other than humans can also be used, but its function is limited as supporting researcher duties as an instrument. Therefore, the presence of researchers in the field for qualitative research is absolutely necessary. The presence of these investigators should be described explicitly in laopran research. Important to clarify whether the role of the researcher as a full participant, participant observer, or a full observer. In addition, it should be mentioned whether the presence of the researcher in mind its status as a researcher by the subject or informant.

c. Research Sites
Description of study sites filled with identification characteristics of the location and reason for selecting the location and how the researcher to enter the site. The location should be clearly described, for example geographical location, physical structure (if necessary included a map of the location), organizational structure, programs, and everyday situations. Site selection should be based on considerations of attractiveness, uniqueness, and compatibility with the chosen topic. With the selection of this location, the researchers expected to find things that are meaningful and new. The researcher is not quite right if megutarakan reasons as close to home researcher, researchers have worked on it, or the researcher has to know key people.

d. Source Data
In this section reported the type of data, data sources, data da crawl technique with adequate information.The description includes what data is collected, how their characteristics, who are used as research subjects and informants, how the characteristics of subjects and informants, and with the way data is enmeshed, so that credibility can be guaranteed. For example Dragnet data from informants selected by the snowball technique (snowball sampling).
The term sampling in qualitative research should be used with great caution. In qualitative research the purpose of sampling is to obtain as much information as possible, not to do rampatan (generalization).Sampling was charged in the situation, subjects, informants, and time.

e. Data Collection Procedures
In this section described the data collection techniques used, such as participant observation, depth interviews, and documentation. There are two dimensions of data records: fidelitas da structure. Fidelitas connotes the extent to which evidence from the field are presented (audio or video recordings have fidelitas high, whereas the field notes have fidelitas less). Dimensional structure to explain the extent to which interviews and observations conducted in a systematic and structured. Matters concerning the type of recording, data recording summary format, and recording procedures described in this section. Also noted are ways to ensure the validity of the data by triangulation and the time required in data collection.

f. Data Analysis
In the data analysis process described systematically tracking and setting interview transcripts, field notes and other materials for researchers to present findings. This analysis involves the processing, organizing, solving and synthesis of data and the search for patterns, disclosure is important, and determining what was reported. In qualitative research, data analysis performed during and after data collection, with techniques such as domain analysis, taxonomic analysis, komponensial analysis, and analysis of themes.In this case, researchers can use nonparametric statistics, logic, ethics, or aesthetics. In the description of this data analysis operations in order to be given examples, such as matrix and logic. (See analysis)

g. Checking Validity of Findings
This section contains a description of the efforts of researchers to obtain the validity of its findings.Findings and interpretations in order to obtain valid, it is necessary to study its credibility by using the techniques of the presence of researchers in the field extension, which deepened observation, triangulation (using multiple sources, methods, research, theory), the discussion of peers, negative case analysis, compliance tracking results , and member checks. Further checks can be done at least transferred to another setting (transferrability), dependence on the context (dependability), and can at least be confirmed to the source (confirmability).

h. Research stages
This section menguraikann process of conducting research ranging from preliminary studies, design development, research in fact, until the writing of the report.

7. References

Library materials are included in the reference list should have been mentioned in the text. This means that library materials are only used as reading material but not referred to in the text are not included in the reference list. Conversely, all library materials mentioned in the thesis, thesis, and dissertation must be included in the reference list.Procedure for writing the reference list.
Elements that are written in sequence include:

1. author's name written in this order: last name, first name, middle name, without academic degrees,
2. year of publication
3. title, including subtitle
4. city where the publishing, and

5. name of the publisher.