A. Latar Belakang
Jika kita mendengar
nama “aktivis mahasiswa”
maka akan terbayang dalam
pikiran kita sekelompok
pemuda-pemudi dengan jas almamater
dan setumpuk pekerjaan
organisasi yang harus
mereka selesaikan disamping tugas-tugas
kuliah mereka yang
juga menumpuk. Aktivitas keorganisasian mereka yang padat
tentunya banyak menyita waktu dan tenaga, namun
nilai positif pengalaman
berorganisasi yang mereka
dapatkan juga sebanding dengan
pengorbanan mereka. Para
aktivis mahasiswa dikenal juga sebagai sosok mahasiswa yang memiliki
keberanian dan kepercayaan diri yang tinggi, dimana mereka ditempa untuk senantiasa yakin bahwa mereka mampu melakukan
suatu perubahan besar (agent of change).
Keyakinan diri para
aktivis ini juga
dibuktikan dengan banyak sekali
nama-nama mantan aktivis
mahasiswa yang kemudian
sukses dan menjadi tokoh
nasional, seperti Boediman Soejatmiko, Akbar Tanjung, Yusuf Kalla, Andi
Malarangeng, Muhaimin Iskandar, Fahri Hamzah, dan masih banyak lagi. Mereka semua adalah
mantan aktivis sekaligus
mantan pimpinan organisasi-
organisasi kemahasiswaan baik
ekstra maupun intra kampus,
yang semasa kuliah mereka
menghabiskan waktunya dalam
berbagai kegiatan organisasi mahasiswa disamping
aktivitas akademis mereka
yang juga tidak
kalah banyaknya. Kemudian jika
kita kilas balik
pergerakan bangsa Indonesia tentunya kita
pasti ingat bahwa
awal mula kebangkitan
nasional itu diawali dengan berkumpulnya
sekelompok mahasiswa yang
dengan percaya diri membentuk sebuah
organisasi terstruktur yang
bernama Budi Utomo,
yang membuat mereka lebih berani dan percaya diri bergerak dan berkarya.
Dari
fenomena-fenomena diatas dapat
dilihat bagaimana sebuah pengalaman berpartisipasi aktif dalam
organisasi kemahasiswaan memberikan
pengaruh besar bagi peningkatan self efficacy (kepercayaan diri seseorang untuk
mampu melakukan sesuatu).
Sebagaimana diungkapkan Bandura
tahun1997, dalam Alwisol (2004),
efikasi diri dapat
diubah sehingga bisa
ditingkatkan melalui salah satu
kombinasi empat sumber,
yakni pengalaman menguasai sesuatu prestasi (performance
accomplishment) , pengalaman vikarius (vicarius experience), persuasi social (social persuation) , dan
pembangkitan emosi
(emotional/phyisiological state).
Hubungan antara tingkat
partisipasi aktif dalam
organisasi kemahasiswaan dan peningkatan
kepercayaan diri juga
dikuatkan oleh penelitian Rahman
(1996), yang menyatakan
bahwa prestasi belajar
dan kepercayaan diri mahasiswa yang aktif dalam organisasi ekstra kampus
sangat baik. Kemudian dalam
penelitian yang dilakukan
oleh Asmiana (2003), diperoleh hasil bahwa mahasiswa yang aktif dalam organisasi memiliki motif berprestasi lebih
baik dibanding yang tidak aktif dalam organisasi intra maupun ekstra kampus dan
pengalaman organisasi terutama
pengalaman keberhasilan menyelesaikan suatu permasalahan
yang sulit, dapat
meningkatkan kepercayaan diri,
motif berprestasi, dan
keluwesan para anggotanya
dalam menghadapi berbagai masalah.
Berpikir edialis dan selalu berusaha untuk membangun diri
serta organisasi merupakan sebuah bentuk pembelajaran yang akan sangat
bermanfaat oleh pelaku akat aktivis mahasisiwa itu. Tingkat keberhasilan yang
diperoleh mahasiswa selama mengikuti proses belajar mengajar atau kuliah sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dan dilakukan selama periode
tertentu yang dapat diukur dengan menggunakan tes. Prestasi Belajar Mahasiswa
ditunjukkan dalam Indeks Prestasi Kumulatif (IPK). Berdasarkan pra survey yang
dilakukan terhadap beberapa mahasiswa yang aktif di organisasi Ekstra maupun
Intra kampus, mereka sangat berbeda dengan mahasiswa yang tidak mengikuti
organisasi ekstar maupun intra, mahasisiwa yang aktif lebih mendominasi di
bidang pergaulan, tata cara bahasa dan tinglah laku yang memang mereka
mendapkanya di pengkaderan organisasi mereka.
Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah al-quraniyah Manna Bengkulu
Selatan memiliki banyak sekali organisasi kemahasiwaan baik itu ekstra
maupun intra kampus dengan berbagai macam
jenisnya Akan tetapi, sampai saat
ini masih jarang
sekali ada penelitian
yang membahas tentang hubungan organisasi
kemahasiswaan dengan peningkatan self efficacy mahasiswa, terutama di lingkungan
STIT-Q Manna Bengkulu Selatan.
Dengan adanya Kenyataan ini penulis tertarik untuk
mengadakan penelitian khusus akan hal ini. Oleh karena itu, dalam penelitian
ini akan peneliti fokuskan
pada Masalah ini yang nantinya akan dituangkan kedalam sebuah Skripsi
yang berjudul “HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PARTISIPASI DALAM AKTIVITAS
ORGANISASI KEMAHASISWAAN DENGAN SELF
EFFICACY MAHASISWA SEMESTER IV-VI DI SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH
AL-QURANIYAH MANNA BENGKULU SELATAN”
B. Rumusan
Massalah
Pengalaman
merupakan sarana terbaik
dalam proses pengembangan mental
dan kepercayaan diri
seorang individu, sehingga banyak pengalaman
akan berdampak positif
bagi peningkat self efficacy
sesorang. Kemudian, organisasi kemahasiswaan
memberikan sarana bagi mahasiswa
untuk mendapatkan pengalaman dan pembelajaran mengenai banyak tugas-tugas
baru. Oleh karena
itu, seharusnya pengalaman
seorang mahasiswa dalam aktivitasnya
di organisasi kemahasiswaan
memberikan kontribusi
positif bagi pengembangan self efficacy mahasiswa yang bersangkutan.
Dari gambaran latar belakang di atas, penelitian ini perlu
menjawab beberapa pertanyaan sebagai pertanyaan penelitian. Adapun pertanyaan
penelitian yang yang dimaksud dapat di rincikan pada rumusan masalah berikut:
1. Bagaimana tingkat
partisipasi mahasiswa dalam
organisasi kemahasiswaan di UPI?
2. Bagaimana self
efficacy pada mahasiswa di UPI?
3. Apakah terdapat
hubungan yang signifikan
antara tingkat partisipasi mahasiswa dalam
aktivitas organisasi kemahasiswaan
dengan self efficacy mahasiswa di STIT al-Quraniyah Manna Bengkulu
Selatan ?
C. Tujuan
Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk memenuhi Beberapa tujuan,
tujuan yang ingin di capai dari penelitian yang akan dicantumkan dalam sebuah
skrifsi ini adalah:
- Mengetahui bagaimana tingkat partisipasi mahasiswa dalam aktivitas. organisasi kemahasiswaan di STIT al-Quraniyah Manna Bengkulu Selatan?
- Mengetahui bagaimana tingkat self efficacy pada mahasiswa di STIT al-Quraniyah Manna Bengkulu Selatan?
- Mengetahui bagaimana hubungan antara partisipasi mahasiswa dalam aktivitas organisasi kemahasiswaan dengan self efficacy pada mahasiswa di STIT al-Quraniyah Manna Bengkulu Selatan?
D. Hepotesis
Penelitian
Salah satu dari ciri penelitian berjenis penelitian
kuantitatif adalah kebenaran hepotesis, yang merupakan dugaan hasil sementara
sebelum penelitian dilakukan. Dugaan hasil berupa positif maupun negatif.
Karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada yang relevan, belum
didasarkan pada fakta-fakta yang diperoleh melalui pengamatan data. Pada
sebelumnya hepotesis hanya dugaan atau perkirraan yang belum di uji
kebenaranya, hanya untuk membantu pendekatan permasalahan.
E. Kegunaan
Penelitian
Untuk membuat sutu penelitian yang fokus pada pokok
permasalahan maka disini perlu dirumuskan apa yang kegunaan atau manfaat
penelitian ini, adapun kegunaan dari penelitian ini adalah :
1. Mamfaat
Teoritis : Memberi masukan dan memperkaya konsep keilmuan psikologi terutama
mengenai teori self efficacy.
2. Mamfaat
Praktis :
a. Menjadi dasar
bagi pihak kampus STIT-Q untuk semakin memfasilitasi organisasi kemahasiswaan
di STIT-Q.
b. Meningkatkan
antusiasme mahasiswa untuk aktif
dalam berbagai kegiatan
organisasi kemahasiswaan di STIT-Q.
F. Kajian
pustaka
1. Pengertian
Organisasi Kemahasiswaan.
Sekelompok mahasiswa yang terdiri dari 2 orang atau lebih
yang membentuk sebuah persatuan dengan manajemen yang mereka tentukan sendiri.
2. Pengertian
self efficacy.
self efficacy Bahasa
Ingris yang apabilah di artikan dalam bahasa Indonesia berarti Kemanjuran diri.
Akan tetapi kemanjuran disini di dipinisikan sebagai bentuk kepercayaan diri
seseorang. Dalam penelitian ini kepercayaan diri yang dimaksud adalah kepercayaan
diri dalam ruang lingkup bergaul, memecahkan dan menghadapi sebuah masalah.
G. Metode
Penelitian
1. Rancangan
Penelitian
Penelitian yang dilakukan dalam penyusunan skripsi ini
adalah mengunakan metode pengumpulan data langsung dari lapangan dan studi
kepustakaan. Dalam hal ini leteratur yang dijadikan sebagai sumber primer
penelitian meliputi, populasi dan buku-buku kajian pendidikan baik yang mengacu
pada leteratur pendidikan islam maupun pendidikan umum dan buku kajian-kajian
umum lainya.
2. Populasi dan
sampel
a. Populasi
Populasi adalah suatu kumpulan menyeluruh dari suatu objek
yang merupakan perhatian peneliti. Objek dapat berupa mahluk hidup, benda-benda
sytem, prosedur dan lain-lain. Secara sederhana, populasi dapat diartikan
sebagai berikut:
a. Keseluruhan
subjek penelitian.
b. Populasi
adalah kumpulan dari individu dengan kualitas dan ciri-ciri yang ditetapkan.
c. Sejumlah
subjek yang lengkap dan jelas
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa populasi adalah
keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan,
gejala, nilai tes, atau pristiwa sebagai sumber daya yang mewakili
karakteristik tertentu dalam suatu penelitian (Subana, 2000:24)
Jadi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasisiwa semester
IV-VI Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah al-Quraniyah Manna Bengkulu Selatan yang
Aktif sebagai Aktivis kampus atau yang tergabung didalam organisasi intra
maupun ekstra kampus.
b. Sampel.
Sampel adalah bagian kecil dari populasi. Teknik pengambilan
sampel pada penelitian ini adalah dengan cara Fild Research yaitu pengumpulan
data dari lapangan yang diperoleh melalui observasi lapangan, wawancara
langsung, dukumentasi dan pengisian angket. Untuk menentukan sampel ada
beberapa teknik diantaranya adalah Statified random sampling, yaitu dengan
mengambil sampel secara acak dengan persentase antara 7% sampai 10%. Dari populasi penelitian.
Untuk sampel penelitian ini peneliti akan mengambil seluruh
populasi dengan kemungkinan yang tidak dapat hadir pada sa’at dilakukan
berkisar 25%. Dengan demikian sampel pada penelitian ini adalah seluruh
mahasisiwa STIT-Q yang tergabung dalam Organisasi intra dan ekstra kampus .
3. Intrumen
Penelitian.
a. Alat
pengumpulan data
Dalam penelitian ini penulis memiliki beberapa alat atau
media untuk mengumpulkan data diantaranya:
1. Observasi
lapangan.
2. Dukumentasi
3. Angket
b. Skoring,Koding
(Untuk Butir Pengumpulan data)
Penentu sekor didalam alat pengumpulan data seperti
observasi,angket dan dukumentasi dilakukan langsung di lapangan yaitu mahasiswa
STIT-Q Semester IV-VI.
c. Jenis data
Jenis data dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu
data kualitatif dan data kuantitatif. Dalam penelitian ini penulis mengambil
data dari cara memperolehnya yaitu data primer dan data skunder.
1. Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber
asinya (tidak melalui media perantara). Data ini dapat berupa opini subjek
secara individual atau kelompok, hasil observasi terhadap suatu benda (fisik),
kejadian atau kegiatan, dan hasil pengujian. Metode yang digunakan untuk
mendapkan data primer yaitu : (1) metode Surve dan (2) metode observasi.
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang didapat peneliti secara tidak
langsung dari objek melaikan melalui media perantara (diperoleh dari pihak lain
perantara). Data sekunder pada umumnya berupa bukti, catatan atau laporan
historis yang telah tersusun dalam arsip (data dukumenter) yang di Publikasikan
atau yang tidak dipublikasikan. Sebelum proses pencarian data sekunder
dilakukan, kita perlu melakukan indentifikasi kebutuhan terlebih dahulu,
indentifikasi dapat dilakukan dengan cara membuat pertayaan-pertanyaan sebagai
berikut:
1. Apakah data
sekunder di perlukan dalam penelitian ini atau tidak?
2. Data sekunder
apa yang kita perlukan?
Identifikasi data sekunder yang kita perlukan akan membantu
mempercepat dalam pencarian dan penghematan waktu serta biaya.
d. Validitas dan
Realibilitas (alat pengumpulan data)
Validitas akan menunjukan kebenaran pengumpulan data atau
data yang dikumpulkan benar-benar ingin diperoleh peneliti. Validitas
pengumpulan data study kepustakaan meliputi dua hal yaitu kepercayaan dan
kepahaman.
4. Teknik
Pengumpulan data
Untuk mengumpulkan data yang digunakan peneliti dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Observasi
Observasi adalah teknik yang dilakukan dengan pengamatan
data terjun langsung ke lapangan tempat penelitian.
b. Dukumentasi.
c. Angket
Angket atau kuesioner
adalah intrumen pengumpulan data yang digunakan dalam teknik komunikasi tidak
langsung dengan sumber data. Artiya responden secara tidak langsung menjawab
daptar pertanyaan tertulis melalui media tertentu (Subana, 2000:30)
5. Teknik analisa
data
Analisa data merupakan suatu bentuk proses penyusunan data
agar dapat ditafsirkan, menyusun data berarti menggolongkankedalam pola, tema
atau katagori, semua data diklasipikasikan menurut topic-topik yang dibahas.
H. Rencana daftar
isi
Halaman Judul
Nota pembimbing
Halaman pengesahan
Motto
Halaman persembahan
Kata pengantar
Abstraks
Daftar isi
Data lampiran
Bab I Pendahuluan
A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
C. Batasan masalah
D. Tujuan
penelitian
E. Hepotesis
penelitian
F. Kegunaan
penelitian
Bab II Kajian Pustaka
A. Pengertian
Aktifasi dalam Organisasi Kemahasiswaan
B. Faktor-faktor
C. Faktor
Eksternal dan Internal
D. Kepercayaan diri
Mahasisiwa
E. Upaya dan
tujuan untuk meningkatkan Self Efficacy Mahasisiwa.
Bab III Metode Penelitian
A. Rancangan
Penelitian
B. Populasi dan
sampel
C. Intrumen
Penelitian
a. Alat
pengumpulan data
b. Scoring/koding
c. Jenis-jenis
data
d. Validitas dan
reabilitas
D. Teknik
pengumpulan data
E. Taknik analisa
data
Bab IV Penelitian dan Persembahan
A. Diskripsi
Wilayah penelitian
B. Hasil
Penelitian
C. Pembahasan
Bab V Kesimpulan dan saran
A. Kesimpulan
B. Saran
Daftar pustaka
Lampiran
Riwayat Hidup Penulis
I. Intrumen
yang akan digunakan
Dalam penelitian ini yang menjadi intrumen penelitian
bukanlah alat ukur yang disusun atas dasar difinisi. Melainkan manusia
penelitinya itu sendiri. Kapasitas jiwa raga dalam mengamati, bertanya, serta
melacak dan mengabstaksikan masalah yang diajukan dalam penelitian ini, maka
peneliti merupakan intrumen satu-satunya dalam penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Singarimbun, Masri. Metode Penelitian Survei, Jakarta :
LP3ES, 1991.
Mulyana, Dedy. Metodolog Penelitian Kualitatif, Jakarta:
Remaja Rosda karya, 2002.
Ritzer, George. Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma
Ganda, Jakarta:Rajawali Pers,
2009.
Partanto, A pius, dan Al-Barry M dahlan. Kamus Ilmiah
Populer, Surabaya: Arkola, 2001.
Sumber : Agus L